Sukseskan Reuni Akbar Sempana Raya
Reuni kita semua ....
Perpisahan kita selama bertahun-tahun telah membentuk kita seperti sekarang ini. Banyak perubahan terjadi dalam hidup kita selama perpisahan itu baik secara fisik, sosial dan spiritual. Perubahan Fisik seperti bentuk tubuh, dulu gemuk sekarang langsing, dulu langsing sekarang subur, dulu cantik sekarang lebih cantik, dulu ganteng sekarang tambah ganteng, dulu kurang sehat sekarang fit dst. Perubahan Status Sosial, karena kariernya yg cemerlang, karena jabatan, karena bisnisnya, seseorang bisa menjadi kaya dan terpandang atau sebaliknya masih prihatin karena bisnisnya kena krisis ekonomi, prihatin kena PHK dst-dst. Perubahan Spiritual, dulu badung sekarang alim, dulu suka nyontek sekarang jadi guru agama, dulu sopan sekarang lebih santun, dulu jarang sholat sekarang taat, dulu lihat gereja saja males sekarang setiap hari ke gereja, dst.
Berikut Tips Etik Reuni Sukses :
1. Kita hadir dalam reuni sebagai teman yang sederajat, seperti waktu kita masih bersama-sama. Peserta reuni harus memiliki jiwa besar, toleran dan mau menahan diri. Bersedia menanggalkan semua atribut dalam dirinya seperti, jabatan, status sosial, kekayaan dll.
2. Legowo, bersedia dipanggil dan memanggil nama teman seperti waktu masih bersama-sama (kuliah), tidak memakai embel-embel Pak, Bu, mbak, mas, dst.
3. Jangan membuat teman lain bad mood, minder, maka sebaiknya Anda tidak ceritakan pekerjaan, keberhasilan bisnis, jabatan, status sosial, kekayaan yang dimiliki, kehebatan anak, istri Anda, juga jgan bercerita kegagalan Anda dll pada forum umum (didengarkan banyak orang). Jika ingin berbagi cerita tentang hal ini bicarakan secara langsung/khusus kepada siapa anda ingin berbagi cerita.
4.Jangan bergunjing, berceritalah yg wajar tentang kenangan masa saat bersama-sama doeloe. Seperti cerita-cerita yg saat itu tidak terceritakan.
5. Jangan cemburu, jika cowok/cewek yg dulu anda incar tampak lebih dekat dan akrab dg teman yg lain. Atau jgn cemburu lagi jika terungkap kisah cinta cowok/cewek incaran Anda, justru pada teman Anda sendiri. Jadikan itu lelucon masa lalu saja jangan Baper (bawa Semua sdh berlalu, apalagi sekarang kita sdh memiliki keluarga sendiri.
Indikasi reuni sukses :
1. Akan terjalin persahabatan lebih akrab
2. Tidak kapok datang lagi dalam reuni berikutnya.
3. Merasa bangga memiliki teman lama yg masih ramah bersahabat dan merasa dihargai sebagai teman/sahabat.
Petunjuk reuni dari pakar prof.dr.psikologi REuNI. ciammiiiikkkkk , Sukseessss yaaa Preenssss .....😊👍
Senin, 26 September 2016
Sabtu, 24 September 2016
Kamis, 15 September 2016
Sempana :)
Kenapa gue buat judul postingan ini sempana? Dan apakah
sempana itu? Postingan ini gue dibuat karena kemarin gue baru aja ketemu dengan
salah seorang yang mengingatkan gue tentang si “sempana” ini. Jadi begini
ceritanya, kemarin sekitar jam 4 sore saat gue lagi leyeh-leyeh dirumah nunggu
adzan maghrib (masih lama padahal), salah seorang tetangga gue manggil-manggil
di depan rumah. Pas gue samperin dan gue tanya ada perlu apa, ternyata dia
membutuhkan bantuan gue untuk mengantarkan dia ke rumah seseorang. Terus gue
tanya mau ngapain kerumah orang itu? Dan dia bilang, kalau dia mau minta buah
kelapa ijo yang ada di depan rumah orang tersebut. Dan kemudian gue bingung,
mau minta kelapa ijo? Kenapa ga beli aja? Kan di pasar juga banyak, kenapa harus
minta? Setelah denger cerita dia barulah gue paham. Jadi ternyata kelapa ijo
yang dia minta itu buat suami nya yang lagi sakit. Dan kenapa harus minta,
karena menurut orang yang ngasih tau dia, kelapa ijo yang buat obat itu proses
dipetiknya ga boleh sampai jatuh ke tanah. Makanya harus minta, kalau beli di
pasar kan kelapa ijo nya bisa aja proses metiknya dilempar langsung dari atas
pohon ke tanah, karena itu dia ga mau beli dipasar.
Okelah karena gue juga tau suami nya memang udah lama
sakit, dan kasian juga liatnya, maka gue mau untuk nganterin dia untuk minta
kelapa ijo. Setelah ngambil jaket bentar di kamar, gue langsung ngambil motor
buat nganterin dia. Ternyata rumah orang yang dia maksud letaknya persis di
depan SDN RAMA 1&2. Di garasi rumah orang itu terparkir sebuah mobil
dan motor, tapi gue ga yakin ada orang dirumah itu karena keliatannya sepi
banget. Bener aja setelah dipanggil-panggil lama banget ga ada yang nyaut.
Dipanggil lagi yang nyaut malah anjing tetangganya -_____-. Hopeless ga ada respon
kita memutuskan untuk pulang aja, pas udah mau ngambil motor tiba-tiba
kedengeran suara orang buka pintu. Jengjeng jengjeng... keluarlah sesosok
bapak-bapak dengan mengenakan celana pendek dan kaos dalem. Pas gue liat lebih
jelas, anjrit... gue kenal nih bapak-bapak, gila gue kira ini rumah siapa.
Ternyata bapak-bapak itu adalah pak Bambang Eko Wibowo, kepala sekolah
SMPN 9 Tangerang, bekas SMP gue dulu x_x
Jirrrr dengan muka masih cengo gue bingung mau ngapain,
mau salim takut dia udah ga ngenalin gue, ya wajar aja sih kalo ga kenal, gue
lulus juga udah 5 tahun yang lalu. Maka gue memutuskan untuk memberi salam dan
senyum-senyum aja hehe entahlah dia ngenalin gue apa engga -___- setelah itu
gue langsung memberi tahu maksud kedatangan kita kerumah dia, dan gue kembali
dikejutkan dengan kenyataan bahwa pohon kelapa yang ada di depan rumah dia itu
ternyata bukan kelapa ijo. Tampak luar memang kelapa itu berkulit hijau, tapi
menurut pak bambang tidak semua kelapa ijo itu berkulit hijau. Bahkan bisa aja
kelapa ijo itu berkulit merah, yang jelas kalau kulitnya dibuka warna dalemnya
itu merah muda. Setelah mendengar penjelasan dari pak bambang kita baru ngerti
dan akhirnya ga jadi untuk minta kelapa yang ada di depan rumah dia -_____-
Gue jadi mikir kenapa bisa pas banget rumah yang gue
datengin itu rumah pak bambang ya hemmm, seolah-olah semesta berkonspirasi
untuk mempertemukan gue dengan pak bambang. Sepanjang jalan pulang kerumah, gue
jadi flashback masa-masa pas gue masih SMP. Tiba-tiba jadi kangen aja sama
Sempana (re: SMPN 9 Tangerang), kangen sama atmosfer sekolahnya, kangen sama
kantinnya, kangen sama mie osengnya bu koim, kangen sama mesjidnya, kangen sama
penjaga sekolahnya (aki usman), kangen koperasinya, kangen kelas-kelasnya,
kangen lapangannya, kangen guru-gurunya, kangen sama temen-temennya, lebih
tepatnya gue kangen banget sama semua bagian dari sempana beserta
kenangan-kenangannya :’)
Sempana, ga pernah terpikir gue bisa menjadi bagian dari
sekolah ini, masuk sini pun bisa dibilang dengan tidak sengaja. Ga sengaja
daftar, ga sengaja ikut tes, dan ga sengaja lulus haha Tapi berawal dari
ketidak sengajaan itu, gue sekarang menjadi sangat bersyukur. Mungkin kalau
ditanya, gue paling bangga dengan almamater gue yang mana? Pasti gue akan langsung
menjawab, gue sangat bangga menjadi alumni SMPN 9 Tangerang (bukan berarti gue
ga bangga sama almamater gue yang lainnya). Gimana ga bangga, gue pribadi
belajar banyak hal dari sekolah ini, gue juga banyak kenal orang hebat (dalam
versi dan sudut pandang gue tentunya) disekolah ini. Ga kebayang akan seperti
apa gue sekarang kalau gue ga masuk sempana. Sempana punya peran penting
dalam perjalanan hidup gue, buat gue bisa dibilang sempana itu tonggak
perubahan kearah yang lebih baik.
Tiga tahun gue belajar disana, banyak banget pengalaman,
cerita, kenangan yang ga bakal ada abisnya kalau gue ceritain satu-persatu.
Berawal masuk dikelas 7.4, disini gue kenal beragam makhluk dengan tabiat
uniknya masing-masing. Yang paling gue inget dari kelas ini adalah gue pernah
terhimpun dalam suatu kelompok yang disebut “F4”, kenapa namanya F4?
Karena kita terdiri dari 4 orang, dan waktu itu lagi booming-booming nya F4
(Serial drama korea, Meteor garden). Alay sekali ya kalo di inget-inget
sekarang wkwkwkwkwk. F4 beranggotakan 4 cewek anak kelas 7.4 yang kebetulan
bertempat duduk depan-belakang, suka ngobrol bareng, berisik bareng, jajan
bareng, dan serba apa-apa bareng waktu itu. Personilnya adalah, Rini
Christin Aruan, dia adalah seorang cewek berdarah batak. Lalu, Hadini
Karimashita, seorang cewek berdarah madura yang terkenal sebagai Play girl
di angkatan gue waktu itu. Kemudian, Vivi Aprilia, dia terkenal cablak
dan jorok menurut gue sebagai table mate nya, gimana ga jorok dia suka banget
nyiumin kaos kakinya sendiri pas lagi dikelas x_x. Dan terakhir gue, Dini
Lestari, seorang anak polos (dulu) yang terlanjur terkontaminasi oleh
teman-temannya. Kalau ada yang harus disalahkan kenapa gue bisa tau hal-hal
bokep sebelum umurnya, ya mereka yang harus disalahkan, karena mereka yang
memperkenalkan dan mengajari gue hahaha.
Pernah suatu hari pulang sekolah, kita main kerumah Shita
di medang, niatnya sih ngerjain tugas tapi nyatanya kita malah ngerujak dan
ngegosip. Abis ngerujak entah ide siapa gue lupa, tiba-tiba gue disuruh
menuliskan harapan dan cita-cita gue untuk kedepannya (dalam hal apapun) dan
mereka pun menuliskan harapan dan cita-cita mereka pada selembar kertas.
Masing-masing dari kita ga boleh saling tau apa yang kita tulis di kertas itu,
kemudian ke empat kertas itu di masukkan ke dalam kaleng kecil yang ada
tutupnya. Dan kita ngubur kaleng itu di halaman rumahnya Shita, waktu itu gue
ga ngerti maksud dari apa yang kita lakukan itu apa. Jadi katanya nanti suatu
hari (setelah beberapa tahun) kita bakal kumpul lagi di tempat itu, buat
ngebuka isi kaleng itu dan mengetahui apa harapan-harapan kita di masa lalu dan
apakah sudah terwujud pada masa sekarang. Aneh sih menurut gue, tapi lucu
semacam di komik-komik jepang gitu ahahaha, kalau di komik nube yang pernah gue
baca kaleng itu disebut pil waktu.
Tapi kebersamaan kami ga bertahan lama, semua hanya
sampai kenaikan kelas 8. Karena setelah naik kelas, kita mulai sibuk dengan
teman-teman di kelas baru dan mulai jarang berkomunikasi. Gue pun ga tau secara
jelas, sekarang mereka ada dan kuliah dimana. Entah sekarang mereka masih inget
cerita kertas dalam kaleng itu atau engga, dan entah kapan pil waktu itu akan
dibuka.
Kemudian gue masuk di kelas 8.1 bertemu dengan
temen-temen baru, dan wali kelas baru. Kita biasa menyebut kelas ini dengan
sebutan, E.O.C (Eight One Community). Di kelas 8 ini satu tahun penuh cobaan
dan pembelajaran bagi gue. Sempet terjadi masalah dalam diri gue di awal masuk
kelas 8, gue yang tadinya anak baik-baik, ga pernah bolos, tiba-tiba berubah
jadi anak males yang mulai belajar bolos sekolah. Awal gue bolos sekolah
disebabkan kebodohan gue, karena pandangan gue yang salah terhadap guru
matematika gue yang baru di kelas 8, dia pak Kristofel Sinaga. Gue dari
dulu sampe sekarang emang paling ga suka sama pelajaran matematika. Kalo udah
ketemu matematika, ampun deh rasanya pengen cepet-cepet lulus aja. Pak Kris itu
di mata gue dulu, guru yang sangat sangar, galak, sering tiba-tiba nyuruh maju,
gue selalu deg-degan tiap jam pelajaran dia. Sampe suatu hari gue lupa ngerjain
PR yang dia kasih, gue takut setengah mati, waktu itu gue udah hampir sampe
sekolah dan akhirnya dengan bodohnya gue memutuskan untuk balik aja kerumah
dari pada di bully pak kris dikelas.
|
Sekarang gue menyadari hal itu adalah hal terbodoh yang
pernah gue lakukan selama menjadi siswa sempana. Karena bolosnya gue hari itu,
gue jadi semakin takut ketemu sama pak kris dan terus menghindar, hampir setiap
hari yang ada jam pelajaran dia gue bolos. Dan itu menyebabkan gue ketinggalan
banyak pelajaran yang lainnya juga, bisa dibayangkan kalau pelajaran matematika
seminggu tiga kali, berapa banyak gue bolos dalam sebulan. Mungkin sobi gue
sekarang (Dewi) yang menjadi sekretaris 8.1 dulu sampe bosen kali ya nulis nama
gue di agenda ahahahaha. (Gue tau harusnya gue ga ketawa, kalo ada dewi
disebelah gue pasti gue udah di geplak nih haha :P). Tapi masalah itu selesai
sesaat setelah wali kelas gue yang ga kalah sangarnya sama pa kris memanggil
orang tua gue ke sekolah. Gue mendapat bertubi-tubi ceramah dari guru dan orang
tua gue, akhirnya kelas 8 semester pertama berakhir dengan setumpuk absen dan
nilai yang tidak memuaskan di rapor gue -_____-
Gue sadar itu adalah kebodohan yang teramat sangat yang
pernah gue lakukan, saat itu gue berjanji ga akan pernah bolos sekolah lagi
apapun alasannya. Dan janji itu bisa gue tepati sampai gue lulus SMA, ga ada
satu pun absen karena sakit, ijin, apalagi bolos di rapor-rapor gue berikutnya.
Gue pun kembali ke jalan yang benar dan menemukan temen-temen yang seharusnya
ga gue lewatkan hanya karena kebanyakan bolos di semester pertama. Masalah sama
pa kris? Itu pun selesai, di semester 2 gue malah ikut semacam jam tambahan
belajar yang di adakan oleh pak Kris. Dari situ gue baru tau, ternyata pak kris
ga segalak dan sesangar yang ada dipikiran gue. Sampai naik kelas 9 dan lulus
dari sempana, salah satu jam yang paling gue tunggu yaitu jam pelajarnnya
beliau :)
Itulah sedikit cerita selama gue ada di sempana, banyak
hal-hal baru yang gue temukan disana, banyak pengalaman, banyak kenangan,
banyak kebodohan yang membuat gue lebih banyak belajar. Sempana.. tiga tahun
untuk selamanya :))
Posted by Dini Lestari - Sempana 23
http://iratseldini.blogspot.co.id/2012/07/sempana.html
Rabu, 14 September 2016
SANG MOTIVATOR DAN GURU SPIRITUAL
Dalam tempo yang cepat, secara berturut-turut, publik disuguhkan dengan sandiwara hancurnya kredibilitas para penyeru moral dan etika, yang disebut sebagai motivator dan guru spiritual. Sebagaimana cepat menggelembungnya nama-nama orang tersebut, kita juga menjadi saksi episode kempesnya kredibilitas mereka yang megenaskan.
Publik dibuat shock dan bertanya-tanya. Kok bisa?
Soal naik-turun popularitas sebetulnya hal biasa. Yang membuat orang bertanya-tanya adalah kenapa sandungannya harus di batu-batu besar yang seharusnya begitu jelas bisa dihindari? Kalo sandungan-sandungan di batu kecil –yang kadang tak terlihat—barangkali masih bisa difahami. Tetapi kasus narkoba dan kasus sengketa status ayah dan anak, adalah batu besar yang sangat emosional. Apalagi mereka adalah man of values and morale. Wajar publik bereaksi keras.
Yang dikhawatirkan lebih jauh adalah semakin terkikisnya kepercayaan publik terhadap siapapun yang berbicara atas nama moral dan kebaikan. Akan adanya anggapan yang pukul rata dan gebyah uyah bahwa semua pengkhotbah dan penasehat moral (dengan beragam sebutan itu) adalah para pembual dan penjaja omong kosong. Sebatas dodolan abab, kata orang jawa. Dan karena itu tidak layak dipercaya.
Tetapi, menurut saya pribadi, sebetulnya tidak ada yang patut disalahkan kecuali diri kita sendiri yang terlalu gampang terpesona dengan orang lain. Kasus-kasus yang terjadi belakangan ini hanya cerminan dari “buruk muka cermin di belah”. Kita punya cara pandang keliru, lantas orang lain yang disalahkan.
Betul bahwa orang-orang hebat yang kita sebut motivator dan guru spiritual yang sedang bermasalah itu tengah diuji kredibilitasnya. Di sisi lain kasus-kasus ini menjadi warning bagi para penyeru moral dan etika yang lain agar terus menegakan integritas dan kredibilitasnya, agar tidak benar-benar kehilangan kepercayaan.
Tetapi yang lebih perlu berkaca adalah diri kita sendiri. Cara kita melihat orang lain. Dan, terutama, cara kita menutupi kelemahan diri dengan cara menyematkan kehebatan kepada orang lain.
Bisnis motivator dan guru spiritual itu adalah memberi nasehat. Bentuknya kata-kata pemompa semangat atau nasehat-nasehat yang –boleh jadi—bernilai moral dan spiritual. Tidak ada yang salah dari itu semua.
Tetapi kalau mau jujur, tidak perlu susah-susah jadi motivator hebat dengan background mengkilap atau guru spiritual sakti mandraguna kalau sekedar untuk bisa memberikan nasehat.
Ketika anda dilanda putus asa dan patah semangat, misalnya, anda tutup mata dan cegat saja sembarang orang di jalan dan minta nasehat dari orang itu untuk keluar dari masalah anda. Saya yakin akan keluar nasehat-nasehat yang intinya akan kurang lebih sama dengan motivator atau guru spiritual yang dibayar puluhan atau ratusan juta. Cuma mungkin struktur bahasa dan bunga-bunganya aja yang berbeda.
Bahkan nasehat yang disampaikan seorang anak muda pengangguran di terminal sekalipun, saya jamin nasehatnya akan kurang lebih mirip. Malah kadang-kadang lebih brilian dan genuine.
Jadi apa yang membuat anda begitu berharap kepada seorang motivator atau guru spiritual? Atau orang pintar? Atau pembimbing rohani? Atau orang-orang dengan sebutan macem-macem lainnya diluar sana itu?
Nasehat mereka, kalau itu baik, perlu di dengar. Karena memang manusia butuh nasihat untuk mengatasi penyakit lupanya. Sama dengan kita perlu mendengar nasehat dari siapapun, termasuk orang di jalanan dan si pemuda pengangguran tadi kalau sama-sama baik.
Sementara sisi manusiawinya, sama saja diantara semuanya. Sama-sama sangat mungkin melakukan kesalahan.
PERCAYA KEMAMPUAN DIRI
Problem mendasar kita sebagai sebuah bangsa adalah ketidakpercayaan diri atas kehebatan karunia yang diberikan Tuhan berupa pikiran dan akal sehat. Ditambah sedikit kemalasan jadilah itu sebuah kebodohan. Harus diakui, ini penyakit massal dan serius.
Dan untuk menutupi kelemahan diri sendiri itu, kita menempuh cara instan dengan mencari orang lain yang kita anggap hebat. Sialnya kehebatan yang kita sematkan porsinya berlebihan dan tidak pada tempatnya. Kita menganggap bahwa mereka yang bisa memberi nasehat yang mak nyess di hati itu adalah manusia yang hebat segala-galanya. Sampai-sampai akal sehat kita tak berdaya untuk bekerja secara obyektif.
Tidak heran banyak kasus penipuan, pelecehan, penyelewengan dan penyalahgunaan sering terjadi dari situasi ini. Makanya motif penipuan sekelas “mama minta pulsa” masih bisa memakan korban. Atau pelecehan seksual oleh orang-orang yang mengaku orang pintar masih sering terjadi. Kelas kita masih disitu.
Percayalah, tidak ada motivator handal.
Karena motivator yang paling handal adalah diri anda sendiri. Mau berbusa-busapun motivator diluar sana memompakan semangat ke dalam diri anda, tetapi kalau api semangat di dalam diri anda sendiri sudah padam, tidak akan banyak membantu.
Andalah yang harus menyalakan api semangat di dalam diri anda sendiri itu.
Bagaimana caranya? Banyak membaca, banyak mendengar, miliki tujuan hidup, terbuka terhadap berbagai situasi dan cara pandang yang berbeda, pelajari dan libatkan diri anda pada hal-hal baru, banyak berdiskusi dengan orang-orang yang sudah berhasil di bidangnya, dan seribu satu cara yang bisa anda gali kalau anda mau. Kuncinya selalu kemauan.
Tidak ada guru spiritual hebat.
Guru spiritual paling hebat adalah para Nabi dan Rasul. Mereka sudah tidak ada, tetapi anda bisa membaca dan menelusuri kisah dan jejak-jejaknya. Mereka yang paling dekat dan menjadi para pewarisnya biasanya orang-orang yang rendah hati, tak suka di ekspos, hidup bersahaja, teguh memegang prinsip, tidak pernah neko-neko dengan penampilan, yang antara kata dan perbuatan tidak pernah bertentangan, dan bahkan mereka tidak pernah mau “kehebatan spiritual” mereka terlihat oleh orang lain.
Singkat cerita, mereka orang-orang biasa.
Kalau ada orang yang kemudian menasbihkan dirinya sendiri sebagai “orang hebat” dan kita percaya 100 persen tanpa bisa berfikir obyektif lagi, kemungkinannnya ada dua; dia penipu ulung atau memang akal sehat anda sedang terganggu.
Era kepercayaan kepada aktor-aktor hebat itu sudah lewat. Itu masa lalu.
Ini era dimana kita harus percaya dengan kemampuan diri sendiri. Untuk bersaing dengan kesadaran penuh bahwa pada dasarnya Tuhan ciptakan kita dengan potensi yang sama dengan manusia dan bangsa lain. Tidak perlu meng-korting berlebihan diri anda sendiri atas orang lain. Atau sebaliknya, merendahkan kemampuan orang lain berlebihan. Tempatkan saja pada porsi yang wajar.
Untuk menutupi kelemahan, mari kita bekerja sama. Saling mengisi dan bersinergi. Iringi itu semua dengan kerja keras dan disiplin. Pantang menyerah. Kalau jatuh ya bangkit lagi. Terus dan terus. Itu saja kok resepnya.
Adapun kalau ada orang-orang seperti sang motivator atau guru spiritual yang –ternyata kemudian bermasalah-- itu, barangkali sebetulnya mereka sedang berobat jalan saja. Kita aja yang terlalu serius menanggapinya.
Wallahu A’lam
Ali Said / Motivator / Sempana 6
Publik dibuat shock dan bertanya-tanya. Kok bisa?
Soal naik-turun popularitas sebetulnya hal biasa. Yang membuat orang bertanya-tanya adalah kenapa sandungannya harus di batu-batu besar yang seharusnya begitu jelas bisa dihindari? Kalo sandungan-sandungan di batu kecil –yang kadang tak terlihat—barangkali masih bisa difahami. Tetapi kasus narkoba dan kasus sengketa status ayah dan anak, adalah batu besar yang sangat emosional. Apalagi mereka adalah man of values and morale. Wajar publik bereaksi keras.
Yang dikhawatirkan lebih jauh adalah semakin terkikisnya kepercayaan publik terhadap siapapun yang berbicara atas nama moral dan kebaikan. Akan adanya anggapan yang pukul rata dan gebyah uyah bahwa semua pengkhotbah dan penasehat moral (dengan beragam sebutan itu) adalah para pembual dan penjaja omong kosong. Sebatas dodolan abab, kata orang jawa. Dan karena itu tidak layak dipercaya.
Tetapi, menurut saya pribadi, sebetulnya tidak ada yang patut disalahkan kecuali diri kita sendiri yang terlalu gampang terpesona dengan orang lain. Kasus-kasus yang terjadi belakangan ini hanya cerminan dari “buruk muka cermin di belah”. Kita punya cara pandang keliru, lantas orang lain yang disalahkan.
Betul bahwa orang-orang hebat yang kita sebut motivator dan guru spiritual yang sedang bermasalah itu tengah diuji kredibilitasnya. Di sisi lain kasus-kasus ini menjadi warning bagi para penyeru moral dan etika yang lain agar terus menegakan integritas dan kredibilitasnya, agar tidak benar-benar kehilangan kepercayaan.
Tetapi yang lebih perlu berkaca adalah diri kita sendiri. Cara kita melihat orang lain. Dan, terutama, cara kita menutupi kelemahan diri dengan cara menyematkan kehebatan kepada orang lain.
Bisnis motivator dan guru spiritual itu adalah memberi nasehat. Bentuknya kata-kata pemompa semangat atau nasehat-nasehat yang –boleh jadi—bernilai moral dan spiritual. Tidak ada yang salah dari itu semua.
Tetapi kalau mau jujur, tidak perlu susah-susah jadi motivator hebat dengan background mengkilap atau guru spiritual sakti mandraguna kalau sekedar untuk bisa memberikan nasehat.
Ketika anda dilanda putus asa dan patah semangat, misalnya, anda tutup mata dan cegat saja sembarang orang di jalan dan minta nasehat dari orang itu untuk keluar dari masalah anda. Saya yakin akan keluar nasehat-nasehat yang intinya akan kurang lebih sama dengan motivator atau guru spiritual yang dibayar puluhan atau ratusan juta. Cuma mungkin struktur bahasa dan bunga-bunganya aja yang berbeda.
Bahkan nasehat yang disampaikan seorang anak muda pengangguran di terminal sekalipun, saya jamin nasehatnya akan kurang lebih mirip. Malah kadang-kadang lebih brilian dan genuine.
Jadi apa yang membuat anda begitu berharap kepada seorang motivator atau guru spiritual? Atau orang pintar? Atau pembimbing rohani? Atau orang-orang dengan sebutan macem-macem lainnya diluar sana itu?
Nasehat mereka, kalau itu baik, perlu di dengar. Karena memang manusia butuh nasihat untuk mengatasi penyakit lupanya. Sama dengan kita perlu mendengar nasehat dari siapapun, termasuk orang di jalanan dan si pemuda pengangguran tadi kalau sama-sama baik.
Sementara sisi manusiawinya, sama saja diantara semuanya. Sama-sama sangat mungkin melakukan kesalahan.
PERCAYA KEMAMPUAN DIRI
Problem mendasar kita sebagai sebuah bangsa adalah ketidakpercayaan diri atas kehebatan karunia yang diberikan Tuhan berupa pikiran dan akal sehat. Ditambah sedikit kemalasan jadilah itu sebuah kebodohan. Harus diakui, ini penyakit massal dan serius.
Dan untuk menutupi kelemahan diri sendiri itu, kita menempuh cara instan dengan mencari orang lain yang kita anggap hebat. Sialnya kehebatan yang kita sematkan porsinya berlebihan dan tidak pada tempatnya. Kita menganggap bahwa mereka yang bisa memberi nasehat yang mak nyess di hati itu adalah manusia yang hebat segala-galanya. Sampai-sampai akal sehat kita tak berdaya untuk bekerja secara obyektif.
Tidak heran banyak kasus penipuan, pelecehan, penyelewengan dan penyalahgunaan sering terjadi dari situasi ini. Makanya motif penipuan sekelas “mama minta pulsa” masih bisa memakan korban. Atau pelecehan seksual oleh orang-orang yang mengaku orang pintar masih sering terjadi. Kelas kita masih disitu.
Percayalah, tidak ada motivator handal.
Karena motivator yang paling handal adalah diri anda sendiri. Mau berbusa-busapun motivator diluar sana memompakan semangat ke dalam diri anda, tetapi kalau api semangat di dalam diri anda sendiri sudah padam, tidak akan banyak membantu.
Andalah yang harus menyalakan api semangat di dalam diri anda sendiri itu.
Bagaimana caranya? Banyak membaca, banyak mendengar, miliki tujuan hidup, terbuka terhadap berbagai situasi dan cara pandang yang berbeda, pelajari dan libatkan diri anda pada hal-hal baru, banyak berdiskusi dengan orang-orang yang sudah berhasil di bidangnya, dan seribu satu cara yang bisa anda gali kalau anda mau. Kuncinya selalu kemauan.
Tidak ada guru spiritual hebat.
Guru spiritual paling hebat adalah para Nabi dan Rasul. Mereka sudah tidak ada, tetapi anda bisa membaca dan menelusuri kisah dan jejak-jejaknya. Mereka yang paling dekat dan menjadi para pewarisnya biasanya orang-orang yang rendah hati, tak suka di ekspos, hidup bersahaja, teguh memegang prinsip, tidak pernah neko-neko dengan penampilan, yang antara kata dan perbuatan tidak pernah bertentangan, dan bahkan mereka tidak pernah mau “kehebatan spiritual” mereka terlihat oleh orang lain.
Singkat cerita, mereka orang-orang biasa.
Kalau ada orang yang kemudian menasbihkan dirinya sendiri sebagai “orang hebat” dan kita percaya 100 persen tanpa bisa berfikir obyektif lagi, kemungkinannnya ada dua; dia penipu ulung atau memang akal sehat anda sedang terganggu.
Era kepercayaan kepada aktor-aktor hebat itu sudah lewat. Itu masa lalu.
Ini era dimana kita harus percaya dengan kemampuan diri sendiri. Untuk bersaing dengan kesadaran penuh bahwa pada dasarnya Tuhan ciptakan kita dengan potensi yang sama dengan manusia dan bangsa lain. Tidak perlu meng-korting berlebihan diri anda sendiri atas orang lain. Atau sebaliknya, merendahkan kemampuan orang lain berlebihan. Tempatkan saja pada porsi yang wajar.
Untuk menutupi kelemahan, mari kita bekerja sama. Saling mengisi dan bersinergi. Iringi itu semua dengan kerja keras dan disiplin. Pantang menyerah. Kalau jatuh ya bangkit lagi. Terus dan terus. Itu saja kok resepnya.
Adapun kalau ada orang-orang seperti sang motivator atau guru spiritual yang –ternyata kemudian bermasalah-- itu, barangkali sebetulnya mereka sedang berobat jalan saja. Kita aja yang terlalu serius menanggapinya.
Wallahu A’lam
Ali Said / Motivator / Sempana 6
Sabtu, 10 September 2016
"bibit yang unggul, intelektual tinggi, prestasi terbaik sering diraih dan dimiliki oleh generasi sempana, membuat saya bangga sebagai guru sempana, yang akan saya ingat meski nanti sampai pensiun..."
Quote by : pak Jito Tercinta, guru bahasa indonesia sempana raya & pembina osis...
10 September 2016 @sempanakelas
Quote by : pak Jito Tercinta, guru bahasa indonesia sempana raya & pembina osis...
10 September 2016 @sempanakelas
"jaga nama baik sempana, berarti menjaga nama baik dirinya sendiri, jadilah dalam satu keluarga besar sempana, menjaga kebersamaan, saling membantu ketika ada yang membutuhkan ... pokoknya alumni sempana adalah satu keluarga yang utuh, tidak boleh ada pertengkaran atau percekcokkan sedikit apapun ..."
Quote by : ibu Dewi Tercinta, guru sempana raya
10 september 2016 @sempanakelas
Quote by : ibu Dewi Tercinta, guru sempana raya
10 september 2016 @sempanakelas
"semua alumni s'moga sukses di sekolah dan pekerjaannya serta sukses juga di keluarga, harapan saya semua bisa berpartisipasi, kompak dalam reuni akbar sempana... itu saja"
10 September 2016 @sempanakelas
Quote by : pak Kris tercinta - guru matematika sempana,
angkatan jadul pasti inget sama penggaris dan gitarnya pak Kris...
10 September 2016 @sempanakelas
Quote by : pak Kris tercinta - guru matematika sempana,
angkatan jadul pasti inget sama penggaris dan gitarnya pak Kris...
Ketua OSIS Sempana Raya
Sempana
1 - 1985 - Hari Rahmat, jumlah siswa 143
Sempana
2 - 1986 - Agung Supri Jaenudin, jumlah siswa 144
Sempana
3 - 1987 - Cipto Santoso, jumlah siswa 189
Sempana
4 - 1988 - Haryadi, jumlah siswa 237
Sempana
5 - 1989 - Muhammad Taufik, jumlah siswa 236
Sempana
6 - 1990 - M. Ali Said Djafar Sidik, jumlah siswa 185
Sempana
7 - 1991 - Ade Rahmawati, jumlah siswa 287
Sempana
8 - 1992 - Yudi Saputra, jumlah siswa 214
Sempana
9 - 1993 - Taufik Himawan, jumlah siswa 162
Sempana
10 - 1994 - Lulu Herlina, jumlah siswa 251
Sempana
11 - 1995 - Agus Syawal, jumlah siswa 276
Sempana
12 - 1996 - Sidik Wahyu Margono, jumlah siswa 284
Sempana
13 - 1997 - Abdul Matin, jumlah siswa 279
Sempana
14 - 1998 - Sigit Aryo Prabowo, jumlah siswa 407
Sempana
15 - 1999 - RD Arya Bahu Pringga G, jumlah siswa 549
Sempana
16 - 2000 - Asa Pratama, jumlah siswa 279
Sempana
17 - 2001 - Widya Angasreni, jumlah siswa 413
Sempana
18 - 2002 - Tonny Stephano, jumlah siswa 385
Sempana
19 - 2003 - Grendy, jumlah siswa 287
Sempana
20 - 2004 - Suci Sekar Dini, jumlah siswa 286
Sempana
21 - 2005 - Reza Akhyar Ramadhan, jumlah siswa 334
Sempana
22 - 2006 - Cut Malahayati, jumlah siswa 330
Sempana
23 - 2007 - Sabilil Akbar, jumlah siswa 271
Sempana
24 - 2008 - Sheilla Minerva Banu, jumlah siswa 275
Sempana
25 - 2009 - Romario Hasintongan Tambunan, jumlah siswa 279
Sempana
26 – 2010 - Si pulan ? jumlah siswa 277
Sempana
27 - 2011 - Raka Putra Nugraha, jumlah siswa 280
Sempana
28 - 2012 - Amani Azizah Anggraeny, jumlah siswa 224
Sempana
29 - 2013 - Farhan Ramadhan, jumlah siswa 220
Sempana
30 - 2014 - Nunik Mega Apriliana, jumlah siswa 256
Sempana
31 - 2015 - Geraldi Al Azzami, jumlah siswa 254
Sempana
32 - 2016 - Fiksal Ramadhan, jumlah siswa 256
GENERASI SEMPANA
Generasi Sempana diawali dengan lulusan pertama pada tahun 1985, hingga hari ini sudah berusia 31 tahun. Dalam perjalanannya para alumni memiliki aktifitas di berbagai bidang.
Terbentuk Ikatan Alumni Sempana (ILUNI SEMPANA), yang mewadahi alumni seluruh angkatan (31 Angkatan). Iluni Sempana yang kuat akan memberikan daya dukung yang kuat pula kepada Almamater Sempana, SMP Negeri 9 Tangerang dalam mewujudkan semua program yang direncanakan.
Iluni Sempana yang tersebar di seluruh nusantara ini, bahkan ada yang berada di manca negara, tercermin dari beragam aksi yang dapat dilakukan merupakan Generasi Sempana yang unggul. Mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan perubahan zaman.
Ikatan Alumni yang kuat terus diupayakan untuk terus mendorong terciptanya Generasi Sempana yang siap menghadapi era globalisasi. Hal ini dengan memperhatikan 3 (tiga) peluang kekuatan yang ada.
1. Kualitas sumber daya manusia Generasi Sempana yang unggul.
2. Wilayah tempat tinggal (domisili) yang saling berdekatan, memudahkan hubungan komunikasi dan informasi serta aksi secara aktif dan bermanfaat.
3. Kuantitas atau jumlah alumni yang terus bertambah seiring dengan lulusan siswa Generasi Sempana.
Salam
Generasi Sempana
Bekerja Keras, Bekerja Cerdas, Bekerja Pantas, Bekerja Ikhlas
Jumat, 09 September 2016
SMP NEGERI 6 & SMP NEGERI 9
SMP Negeri 9 Tangerang adalah salah satu Sekolah
Standar Nasional (SSN) yang terletak di Jalan Belimbing Raya, Perumnas 1,
Tangerang. Sekolah ini adalah salah satu sekolah unggulan di Kota
Tangerang dan Provinsi Banten. Saat ini SMP Negeri 9 Tangerang sedang melaju ke arah
rintisan Sekolah Berbasis Internasional (SBI).
SMP Negeri 9 Tangerang berdiri pada tahun pelajaran 1982 dengan nama SMP
Negeri 6 Tangerang sebagai binaan dari SMP Negeri 1 Tangerang dengan Kepala
Sekolah sebagai pejabat yang mengemban tugas (PYMT) Ibu R. Sutaryati (Kepala
SMP Negeri 5 Tangerang) dan sebagai pelaksana hariannya adalah Bapak Setya Hadi
(Guru SMP Negeri 5 Tangerang) dan lokasi kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD
Negeri Karawaci 7 Jl. Cirarab Perumnas 1 Tangerang
dengan jumlah siswa pertama 124 siswa (3 kelas). Pendirian sekolah baru SMP
Negeri 6 Tangerang berdasarkan SK Mendikbud RI No. 0472/0/1983 tanggal 7
November 1983
terhitung mulai tahun pelajaran 1983/1984.SMP Negeri 6 Tangerang hijrah untuk menempati bangunan sendiri pada area Perum Perumnas I di Jl. Belimbing Raya Perumnas 1 Tangerang pemberian dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta di atas areal tanah seluas 4.290 m², dengan status hak guna pakai yang diresmikan oleh Menpera Cosmas Batubara. Adapun izin penggunaan bangunan dari Kakandep Dikbud Kabupaten Tangerang No. 370/II.02.4/1983 tanggal 6 Juni 1983.
Sebagai penanggung jawab dari sekolah ini adalah Kepala Sekolah yang dibantu oleh beberapa guru dan staf tata usaha sebagaimana keputusan Mendikbud No. 0304/0/1984 tanggal 12 Juli 1984 pasal 31. Pada tahun pelajaran 1997/1998 terjadi perubahan nomenklatur menjadi SLTP Negeri 9 Tangerang berdasarkan SK Mendiknas RI No. 3403/I02.Kep.Ib/1997 tanggal 31 Desember 1997.
Pada tahun pelajaran 2003/2004 perubahan nomenklatur terjadi lagi menjadi SMP Negeri 9 Tangerang berdasarkan SK Kepala Dinas P Dan K Kota Tangerang No. 065/893.Dis P Dan K tanggal 20 April 2004. Dan pada tanggal 9 bulan 9 tahun 2006 menempati gedung baru berlantai 3 dan fasilitas memadai
Ekstrakurikuler
Sempana Volleyball Club (SVC)
Sempana Basketball Club (SBC)
Sempana Badminton Club
Sempana Futsal Club
Paskibra
PMR
Pramuka
Radio Siswa Sempana (RSS)
Jurnalis Muda Sempana (JMS)
Pustaka Siswa Sempana (PSS)
ROHIS/ SBQ
Studi Islam Intensif (SII)
Remaja Masjid (ReMas)
Marawis
English Club
Math Club
Guitar Club
Tari Tradisional Saman
Paskibra
Renang
Prestasi Siswa
- Juara 1 Siswa Teladan Putra se-Kota Tangerang.
- Juara 3 Siswa Teladan Putri se-Kota Tangerang.
- Juara 1 Lomba Sekolah Sehat se-Provinsi Banten.
- Juara 1 Lomba Cerdas Cermat.
- Juara Harapan 1 Lomba MIPA SONIC--MAN Insan Cendekia tahun 2007.
- Juara 1 Olimpiade MIPA se-Kota Tangerang.
- Urutan Pertama Rata-Rata Nilai UAN SMP Negeri terbaik se-Provinsi Banten 2007.
- Urutan Keempat Nilai UAN SMP Umum se-Provinsi Banten 2007.
- Juara 1 Volleyball se-Kota Tangerang.
- Juara 1 Lomba Tata Upacara Bendera se-Kota Tangerang.
- Juara 2 Lomba Tata Upacara Bendera se-Provinsi Banten.
- Juara 1 Lomba Tata Upacara Bendera se-Provinsi Banten 2008.
- Juara 3 LBB Kota Tangerang 2011
- Juara Danton Terbaik LBB Kota Tangerang 2011
- Juara Kostum Terbaik LBB Kota Tangerang 2011
- Juara Variasi Formasi LBB Kota Tangerang 2011
Langganan:
Postingan (Atom)